Semua kue yang dibuat di Jessi Cake House ONLY MADE BY ORDER. Tanpa bahan pengawet, rhum dan pewarna berbahaya



Protected by Copyscape Plagiarism Checker

I Love Music

free counters

My Dear Friends, Follow Me

Jessi Cake House

Kreasi Menu Dapurku

header photo

Your New Comment

Archive

Mendidik Anak Berterimakasih Dan Menghargai

Kondisi situasi ekonomi akhir-akhir ini menuntut orang untuk berupaya lebih keras, sehingga akan menyita waktu, pikiran dan tenaga. Keadaan ini dapat menyebabkan fisik menjadi lelah kecapaian, bahkan juga pikiran, sehingga  akan mempengaruhi kondisi emosi seseorang. Jika sudah dalam keadaan seperti ini tentu juga akan berdampak dalam hubungan di keluarga, baik antara suami istri maupun terhadap anak.

Kita hidup di dunia di mana semua orang sangat sibuk. Banyak orangtua ketika pergi kekantor anaknya bahkan belum bangun, dan pulang larut malam ketika mereka semua sudah terlelap. Ketika orangtua bersama anak-anaknya, mereka mau anak-anak mereka tampil manis dihadapan mereka. Mereka tidak ingin dikecewakan.

Tidak seorangpun dari orangtua yang menginginkan anaknya nakal. Bisa jadi sewaktu anda menikah, dan berbulan madu, anda berkata pada pasangan anda, "Suatu saat nanti kita akan memiliki anak yang baik dan takut akan Tuhan." Namun apa yang akan terjadi pada anda dan lakukan ketika kemudian anda memiliki anak dan ternyata sangat nakal serta tidak tahu berterima kasih?. Lalu apakah anda memarahinya dan bahkan menghukumnya?.

Mohon sebaiknya anda berhenti sejenak dan renungkan dulu, bahwa semua yang tumbuh itu dimulai dari bibit yang ditanam. Jika anak anda seperti sekarang, itu semua bukan semata-mata salahnya saja. Hal tersebut semua bermula dari anda, bagaimana anda mengajar dia. Apakah anda sudah menjadi teladan baginya?. Seberapa seringkah anda mengucapkan terima kasih pada pasangan anda, dan  kepada anak anda ketika dia berbuat baik?...

Orangtua selalu memberi apa yang anak inginkan, bahkan mungkin jarang berkata tidak pada mereka, namun anak-anak itu tidak pernah menghargai pemberian itu dan tidak pernah berterima kasih. Masalahnya adalah kapankah anda mengajarkan cara berterima kasih dan menghargai pengorbanan orang lain?

Kadang untuk mengajarkan rasa berterima kasih dan penghargaan, anda perlu berkata "Tidak, dan tunggu." Sesuatu kadang bahkan mungkin sering kurang dihargai karena begitu mudah mendapatkannya. Sebuah penantian akan membantu mengajarkan anak, bahwa segala sesuatu ada waktunya, sehingga jika waktunya tiba, hal tersebut patut di syukuri.

Selain berkata menunggu, tidak ada salahnya ajarkan pada anak melakukan pertukaran untuk mendapatkan sesuatu. Sebagai contoh, jika dia ingin akhir pekan bisa pergi ke arena permainan dan bermain mandi bola, buat sebuah pertukaran dengannya. Tentukan sebuah persyaratan, dan terapkan dengan nilai atau poin. Misalnya jika tidur siang  5 poin, dan jika dia belajar 10 poin dan sebagainya, sesuai dengan hal yang anda pandang layak dan perlu. Buat komitmen jika dalam satu minggu bisa mencapai 50 poin, maka akan mendapatkan bonus bermain di arena mandi bola.

Hal ini mengajarkan anak bahwa apa yang dicapainya bukanlah sesuatu yang murahan dan gampang begitu saja. Sehingga akan membantu menumbuhkan rasa menghargai, karena perlu berupaya untuk dapat mencapainya. Tantangan itu baik untuk seorang anak, dia belajar arti sebuah perjuangan, dan ketika sang anak melakukan kesalahan, dia bisa belajar hal apa yang perlu dia perbaiki.

Yang paling mudah, anda ajarkan anak anda mengucapkan terima kasih sejak masih dini. Ketika dia masih kecil, sebelum dia minum susu ajak dia berdoa mengucap syukur. Saat dia menerima sebuah pemberian, ajar dia mengucapkan terima kasih. Ketika dia bangun pagi, ajak dia berdoa berterima kasih atas hari yang baru dan berkat Tuhan. Mengucap syukur adalah sikap hati, dan itu semua dimulai dari keteladanan orangtua. Sudahkah anda menjadi pribadi yang penuh syukur dan sering mengucapkan terima kasih?

Sumber : cookimag dan  dari berbagai sumber

Go Back



Comment