Semua kue yang dibuat di Jessi Cake House ONLY MADE BY ORDER. Tanpa bahan pengawet, rhum dan pewarna berbahaya



Protected by Copyscape Plagiarism Checker

I Love Music

free counters

My Dear Friends, Follow Me

Jessi Cake House

Kreasi Menu Dapurku

header photo

Your New Comment

Archive

Membentuk Disiplin Anak

Ada aturan.

Aturan dibuat bersama secara jelas dan rinci sehingga tidak memungkinkan terjadi salah paham ataupun kemungkinan untuk mencari celah untuk mengingkarinya. Aturan harus ditaati bersama termasuk oleh orangtua. Perlu untuk mengingat peraturan adanya pengulangan berkali-kali tanpa memperlihatkan rasa kesal. Pada saat anak melanggar perlu adanya koreksi. Anak harus tahu dalam hal apa dia salah. Kata-kata sebaiknya to the point, sasarannya perilaku bukan pribadi. Koreksi dilakukan cepat dan tepat tidak ditunda karena anak akan lupa.

Aturan ditaati dan dijalankan bersama membuat anak menghargai orang tua dan anak melihat betapa seriusnya kita sehingga peraturan akan tetap jalan walaupun kita tidak ada. Dan hendaknya ini merupakan target kita sebagai orangtua.

Ada konsekuensi.

Prinsip dasar penerapan disiplin adalah tindakan kita harus disertai dengan kasih dan bukan oleh kemarahan. Perlu diingat disiplin adalah proses untuk membuat tingkah laku menjadi lebih baik. Ada 3 hal yang patut diperhatikan dalam menerapkan konsekuensi yang sedapat mungkin tidak berupa fisik:

  • Adil, memberikan tindakan yang benar. Tegas, sesegera mungkin setelah dilakukan pelanggaran. Murah hati, konsekuensi tidak sama rata tapi bertingkat sesuai kesalahan.
  • Hadiah, melakukan sesuatu yang tidak disukai memang tidak enak juga bagi anak kita. Anak yang merasa diperlakukan tidak adil atau tidak ikhlas saat ditegur akan menyebut orangtua tukang ngomel dsb. Jangan sampai omelan yang dilontarkan orangtua mematikan motivasi anak karena berisi kata-kata yang merendahkan, tidak menghargai, verbal abuse. Jika anak sudah menikmati rutinitas disiplin yang diterapkan tidak perlu lagi hadiah walaupun tetap harus dalam kontrol karena hadiah akan mengurangi makna bagi diri anak sendiri. Hadiah tidak selalu berupa barang.
  • Konsisten, tujuan orangtua seringkali tidak sama dengan tujuan anak sehingga bentrok. Usaha anak untuk meletihkan orangtua dan menguji batas kesabaran orangtua. Sebagai orangtua kita menyadari kalau anak sebenarnya mengerti dan yakin kalau dia tahu. Jika anak melanggar aturan, jangan mengambil keputusan saat lelah.

Saat anak melakukan kesalahan anak juga sering membuat orangtua merasa bersalah. Sementara orangtua memang sering melonggarkan aturan yang telah disetujui bersama. Yang patut diingat bahwa aturan bukan pilihan tapi merupakan keharusan. Sehingga kita sebagai orangtua harus konsisten dalam menerapkan aturan.

Sumber : forum jawaban

Go Back

Comment